Persiapan
Untuk Kejayaan Sparta
Judul : 300
11.
Giovani Cimmino sebagai Pleistarchos
Produser : Gianni Nunnari Studio : Legendary Pictures
Mark Canton Distributor : Warner Bros
Bernie Goldmann Musik : Tyler Bates
Jeffrey Silver Durasi : 117 Menit
Mark Canton Distributor : Warner Bros
Bernie Goldmann Musik : Tyler Bates
Jeffrey Silver Durasi : 117 Menit
Penulis Skenario: Zack Snyder Bahasa : Inggris
Kurt Johnstad Anggaran : $60 juta
Michael B. Gordon Pendapatan : $456,068,181
Kurt Johnstad Anggaran : $60 juta
Michael B. Gordon Pendapatan : $456,068,181
Sinopsis:
Berlatar 400
tahun sebelum masehi di mana ketika itu terdapat kerajaan kota Sparta. Di
Sparta setiap anak lelaki dilahirkan untuk menjadi prajurit. Sejak lahir
bayi-bayi laki-laki di periksa apakah sehat dan normal atau tidak. Jika tidak
normal maka akan disingkirkan. Karena hanya bayi laki-laki normal yang akan
dibesarkan dan dilatih menjadi prajurit yang siap bertarung. Setelah anak-anak
laki-laki itu berumur 7 tahun, mereka dikirim untuk bertempur dan “belajar”
membiasakan diri berjuang mempertahankan dirinya. Tidak boleh ada tangis,
keluhan yang pantas diucap atau bahkan diperlihatkan bagi semua kaum Sparta,
termasuk dari kaum wanita.
Leonidas raja
dari Sparta ini pun dulunya pernah mengalami “pendidikan” tersebut. Sewaktu ia
berumur 7 tahun ia pun harus dibawa meninggalkan kampung halamannya kemudian
ditinggalkan begitu saja di hutan bebas untuk belajar “survive” dari berbagai
tantangan tanpa adanya bantuan sama sekali dari keluarganya. Jika kemudian ia
berhasil bertahan hidup dan berhasil juga untuk pulang merupakan suatu
kebanggaan dan layak menjadi prajurit Sparta yang sesungguhnya. Namun, jika
tidak berhasil, berarti memang ia tidak layak menjadi prajurit Sparta.
Suatu ketika
muncul utusan dari pasukan Persia yang datang dan menyampaikan pesan dari Raja
Xerxes. Dalam adegan itu terdapat dialog yang menarik. Leonidas bertanya “Before
you speak, Persian, know that in Sparta, everyone, even a king’s messenger, is
responsible for the words of his voice. Now…what message do you bring?”.
Utusan persia tersebut menjawab “Earth and water”.Terkejut dengan
jawaban utusan Persia tersebut Leonidas menyela “You rode all the way from
Persia for earth and water?” Kemudian Ratu Gorgo berkomentar “Do not
be coy or stupid, Persian. You can afford neither in Sparta”.Karena
tersinggung oleh ucapan Ratu Gorgo, utusan Persia itu bertanya“What makes
this woman think she can speak among men?”Yang kemudian dijawab oleh ratu
Gorgo” Because only Spartan women give birth to real men”
Di dialog
tersebut terlihat bahwa Sparta tidaklah mau menyerah begitu saja. Leonidas juga
tersinggung karena pertanyaan. Utusan Persia tersebut yang mempertanyakan
ucapan Ratu Gorgo pada dialog Leonidas dan Utusan Persia tersebut. Akhirnya
“This is Sparta!!” teriak Leonidas sambil menendang utusan tersebut ke sumur
yang sangat dalam beserta dengan pengikut-pengikutnya yang lain.
Walau
menentang usulan Xerxes untuk menyerah Leonidas tidaklah bodoh. Dia sudah
memikirkan untuk menyerang Persia di satu titik sebelum sampai di kota Sparta.
Karena saat itu ada suatu keharusan bagi seorang raja yang akan berperang untuk
pergi meminta restu dari Ephor, turunan manusia yang dianggap lebih istimewa
ketimbang manusia biasa, termasuk seorang raja. Leonidas menghadap Ephor untuk
meminta restu berperang. Ephor ini tinggal di suatu pegunungan, dan untuk
mencapainya Leonidas perlu mendaki pegunungan yang memiliki tebing yang cukup
terjal. Ada hal aneh dalam meminta restu dari para Ephor. Leonidas harus
memberikan banyak emas dan wanita muda, cantik yang akan dijadikan “Oracle”
atau pembawa pesan dari para dewa.
Ternyata
berdasarkan pesan lewat Oracle, Leonidas tak boleh memberikan perlawanan
sedikit pun, bahkan ia malah harus menjalankan perayaan ritual Sparta tiap
tahunnya di saat Persia akan menyerang. Tentu saja Leonidas tidak setuju dengan
hal tersebut. Leonidas malah mengumpulkan pasukan terbaik dari Sparta sejumlah
300 orang. Hal ini dilakukan Leonidas yang akan menyerang pasukan Persia di
balik dinding batu di sebuah pegunungan.
Leonidas
menggunakan strategi dengan menggunakan tembok yang tinggi dan kuat untuk
melindungi pasukannya. Peperangan pun dimulai. Pasukan Sparta yang berpakaian
sangat minim ini terlihat begitu dominan. Pasukan Persia dibuat tak berdaya dan
dibantai habis dalam setiap pertempurannya. Tak ada satupun pasukan persia yang
masih dapat bertahan hidup. Slogan “no Mercy” dan No Prisoner” benar-benar
dipakai oleh para pasukan Sparta tersebut. Adegan perang yang ditampilkan dalam
film ini sangatlah sadis. Adegan saling tebas baik terhadap kepala atau badan
musuh ditampilkan.
Pada awalnya
Leonidas dan pasukannya tak sedikitpun mengalami kekalahan. Bahkan tak ada
korban satupun dari pihak Sparta. Berbagai jenis pasukan dari seluruh penjuru
Asia yang dikerahkan Xerxes belum ada yang mampu menaklukkan Leonidas. Sampai
pada akhirnya pun Xerxes mengunjungi Leonidas dan menawarkan suatu “kerjasama”.
Menjadikan Leonidas sebagai penguasa seluruh Yunani namun ia harus menyerah
pada Xerxes. Tawaran yang pastinya ditolak.
Sementara
Leonidas bertempur, Ratu Gorgo berjuang untuk meyakinkan dewan Sparta untuk
mengirimkan bala bantuan. Perjuangan untuk meminta bantuan ke dewan ini juga
tidak mudah. Ada hal tertentu yang diminta salah satu anggota dewan untuk
memuluskan rencana Ratu Gorgo. Namun sayang ternyata dalam dewan maupun di
medan laga ada pengkhianat yang merugikan Leonidas. Sudah barang tentu hal ini
menyulitkan Leonidas dalam mengakhiri perang dengan kemenangan. Pada akhirnya,
Leonidas bersama dengan 300 prajurit Sparta gugur dalam peperangan terakhir
namun, sang raja menyuruh kepada kaptenya untuk pulang ke kerajaan Sparta dan
sang raja juga menitipkan pesan kepadanya, pesan yang cukup sederhana
"Ingatlah Alasan Kami Gugur". Selang beberapa tahun, 10.000 ribu
pasukan Sparta bersama dengan 30.000 pasukan Yunani yang bebas menyerang
kerajaan persia yang masih ada di Yunani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar