Selamat datang di New World, Terima Kasih telah berkunjung jangan lupa tinggalkan komentar | Selamat datang di www.20jones.blogspot.com | Apabila ada artikel yang tidak layak harap komen di blog ini atau bisa Mention lewat Twitter saya | Terima Kasih telah berkunjung

Rabu, 02 Mei 2012

Contoh Drama

Nama    : Zendi Yuliyan
No.    : 29
Kelas    : IX C
Arti Sebuah Persahabatan
    Pagi hari di sekolah didalam kelas ada 3 orang anak murid yang sedang berbincang-bincang. Anak-anak ini mempunyai geng yang bernama tralalatrilili yang anggotanya ada 4 orang. Yaitu Tra, Lala, Tri, Lili. Maka dari itu mereka menamakan gengnya itu “Tralalatrilili”
Tra : (Ceria) ”Pagi Sobat....!!”
Lala, Tri : “Pagi Tra...”s
Tra : “Ngomong-ngomong kayanya ada yang kurang deh !”
Lala : “Iya, yah...”
Tri : “ya, iyalah ada yang kurang. Orang Lili belum datang.”
Tra : “Oh... Iya Lili. Pantas saja sepi banget biasanyakan dia yang paling                      bawel...!”
Tiba-tiba Lili datang, dengan wajah termenung tanpa senyum. Sedikitpun Langsung duduk ditempat duduknya.
Lala : “Tumben banget nona bawel baru datang ?”
Tri : “ Iya nih kesiangan ya ?”
Lili : “Iya... (sambil termenung)”
Tra : “Kamu kenapa Li ? Gak biasanya kamu seperti ini ? biasanya kamu pagi-pagi udah buat kita bertiga ketawa.”
Lala : “Iya nih ! kamu sakit Li, kayanya kamu lesu banget.”
Tri : “Tau nih ditanya aku aja jawabannya singkat banget.”
Lili : “Gak kok.... Teman aku gak kenapa-napa cuma lagi malas ngomong aja....”
Tra : “Ya udah Li kalau memang kamu gak kenapa-napa kita Cuma takut auja kalau kamu lagi ada masalah atau kamu sedang sakit tapi gak mau cerita.”
Lili : “Ya... pokoknya aku gak kenapa-napa. Kalian gak usah takut.
(Bel masuk pun berbunyi)
Pak Darmo pun masuk ke dalam kelas karena pada hari ini jam mengajar Pak Darmo dikelas ini. Ia ini salah satu guru yang aneh di sekolah.
Pak Darmo : “Pagi.... anak-anak ?”
Anak-anak : (Menjawab Serentak) “PAGI...”
Pak Darmo : “Baik pada hari ini kita akan melanjutkan materi yang minggu lalu Bapak berikan, sebelumnya kumpulkan tugas kalian !!”
Anak-anak : “IYA PAK”
Lili : “Pak buku tugas saya tertinggal dirumah !”
Pak Darmo : “ TERTINGGAL... ? kamu tidak membawa tugasnya, apa tidak membuatnya ?”
Lili : “Saya tidak membawanya pak. Sungguh, saya tidak berbohong.”
Pak Darmo : “Ya sudah kalau begitu kamu tidak dapat nilai seperti teman-teman kamu...!”
Tri : (berbisik-bisik) Li... kamu gak bawa tugasnya ? Gak biasanya kamu kaya gini.....
Lili : “Iya tri aku lupa. Semalam aku tidur malam banget !!! Jadi aku lupa memasukan kedalam tasku.”
Pak Darmo : Bapak akan berikan selembaran kertas yang isiunya materi-materi penting untuk kalian pelajari..”
Pak Darmo membagikan kertas lembaran itu, anak-anak pun membacanya dan memahaminya. Lalu ia memeriksa tugas yang dikumpulkan tadi.
Tiba-tiba bapak kepala sekolah datang dan masuk kedalam kelas.
Kepala Sekolah : “Permisi Pak Darmo... Saya minta waktu sebentar.”
Pak Darmo : “Silahkan bapak kepala sekolah !!! Memang jam mengajar saya juga sudah habis.”
Kepala Sekolah : “Anak-anak maaf bapak mengganggu kalian belajar. Sebentar, bapak kesini mau memanggil anak yang bernama Lili. Yang bernama Lili acungkan tangan.”
Lili : (Mengancungkan Tangan) “SAYA PAK !”
Kepala Sekolah : “Ikut keruang bapak sebentar ada y7ang bapak mau bicarakan !”
Lili : “Baik Pak.”
Sampainya diruang Bapak Kepala Sekolah, Lili duduk tegang di handapan bapak kepala sekolah.
Lili : “ Ada apa ya pak sampaui saya di panggil keruang bapak ?”
Kepala Sekolah : “Begini, apa benar kamu sudah menunggak SPP 3 bulan ?”
Lili : “Iya pak memang saya belum membayar uang spp selama 3 bulan.”
Kepala Sekolah : “Kenapa ? kamu sampai menunggak 3 bulan apa sebenarnya kamu di kasih uangnya sama orang tua kamu cuma pakai ?”
Lili : “Tidak pak memang saya belum dikasih uangnnya sama orang tua saya karna orang tua saya belum punya uang.”
Kepala Sekolah : “Ya sudah, kalau begitu.... bapak sarankan kekamu secepatnya kamu lunasi karena sebentar lagi kamu akan UAN.
Lili : “Baik pak. Secepatnya saya akan melunasinya.”
Kepala Sekolah : “Iya... Kembalilah kekelasmu!”
Lili : “Terima kasih pak. Permisi !”
Akhirnya Lili kembali kekelas. Didalam kelas, Tra, Lala, dan Tri sedang asik mengobrol.
Lala : “Li, Bapak Kepala Sekolah ngomong apa sam kamu ? ada masalah ya ?
Lili terpaksa berbohong dengan sahabat-sahabatnya karena dia tidak mau sahabtanya jadi tahu masalah dia dan ikut kedalam masalahnya.
Lili : “Gak kok ! Gak ada masalah apa-apa cumangobrol masalah perpisahan aja..... aku kan ketua panitia.”
Lala : “Oh... dikira kau kenapa ?”
Tra : “Teman, tar pulang sekolah antar aku ya ke toko buku ? Soalnya aku mau beli novel-novel terbaru sekalian kita shopping.
Lala,Tri : “IYAA !!”
Tra : “Li kok kamu diam, apa kamu gak mau ikut ?”
Lili : “Iya Tra kayanya aku gak ikut soalnyakan kamu tahu sendiri ayahku lagi sakit. Belum Sembuh, jadi aku harus membantu ibu menjaga ayah.”
Tra : “Ya... sudah kalau begitu !
Bel Istirahat berbunyi
Tra : “Sudah istirahat, kita kekantin yuk.. Laper nih !!”
Lala, Tri : “Yuk.... kita juga laper!”
Lili : “Teman, aku gak ikut ya soalnya aku gak laper dan lagi males kekantin. Kalian saja ya.... ?”
Tra, Lala, Tri : “Ya sudah kalau kamu gak mau ikut. Kita ke kantin dulu ya ?”
Lili Terpaksa harus berbohong lagi padahal dia bukan tidak lapar tapi tidak mempunyai uang dan tiba-tiba tersirat di pikiran Lili untuk mengambil uang Tra yang ada didalam tas. Uang itu akan digunakan Tra untuk membeli Novel dan Shopping nanti sepulang sekolah.
Lili : “Aku bingung nih harus membayar SPP tapi gak punya uang. Minta sama ibu kan ibu lagi gak punya habis untuk ayah kerumah sakit. Apa aku ambil saja uang Tra yang katanya mau dibeluikan novel dan shopping pasti uangnya cukup ! Tapi kan dia sahabat aku sendiri. Maafin aku ya Tra. Gak ada jalan lain ... Karena aku harus secepatnya melunasi uang SPP.”
Tanpa Lili Sadari ada yang melihat kelakuannnya itu yaitu Fauzia dia ank kelas itu juga. Fauzia tidak sengaja mengintip Luili di pintu kelas.
Fauzia : “Apa yang dilakukan Lili itu kan tasnya Tra kok dia mengambil uangnya ?”
Fauzia pun langsung kedalam kelas dan pura-pira tidak tahu. Bel Masuk kelas pun berbunyi . Tra, Lala, dan Tri masuk kedalam kelas.
Tri : “Sedang apa kamu Li ?”
Lili : “Aku lagi baca buku saja.”
Lala : “kamu istirahat Cuma dikelas aja ? gak bosen Li ?”
Lili : “Gak, aku kan sudah bilang aku males.”
Tra : “Udah... kok jadi dipermasalahin sih.. ?!”
Tra belum menyadari kalau uangnnya hilang. Setelah dia membuka tasnya dan melihat dompetnya terbuka dia langsung kaget karena uangnya hilang.....
Tra : “Teman, uang aku hilang semua !”
Lala, Tri : “HILANG ?!?”
Tri : “Kamu lupa kali Tra. Coba cari Lagi.”
Tra : “Aku gak lupa tadi aku simpan disini uangnya. Kemana ya ?”
Lala : “Apa ada yang MENCURI uang kamu Tra !!?”
Tra : “Bisa jadi, kalau tidak ada yang mencuri gak mungkin uang aku hilang.”
Tri : “Siapa yang mencuri ya kok tega banget sih !!?”
Tra : “LI... ! Kok kamu diam saja sih ? Bantuan aku donk ! uang aku hilang nih !!
Lili : “Bukan Aku Tra yang mencuri !!”
Tra : “Siapa yang bilang kamu yang mencuri. Aku kan Cuma minta dibantuin cari.”
Tri : “Li.... kok kamu ngomong gitu ? bukannya aku nuduh kamu ya dari tadikan Cuma kamu yang ada dikelas ini sampai istirahat selesai.”
Lili : “Tapi bukan aku Tri yang ngambil uang Tra. Benar bukan. Aku kan sahabat Tra dan Kalian.”
Lala : (Jutek) “Biarpun kamu sahabat kita mungkin ajakan. Ya udah biar kita gak salah nuduh kita periksa tas kamu, Cuma membuktikan saja.”
Lili : “Jangan kumohon JANGAN !! Bukan aku yang ambil.”
Tiba-tiba Fauzia bicara dengan mereka.
Fauzia : “Hei... Sebelumnya aku minta maaf kalau aku ikut campur urusan kalian. Aku Cuma mau bilang tadi aku lihat Lili membuka tas kamu Tra dan mengambil sesuatu sepertinya ya.... UANG.”
Tra : “Kamu gak bohong kan Fauzia ?”
Fauzia : “Iya aku gak bohong aku lihat dengan mata kepalaku sendiri. Maafin aku Li, aku gak mau menutupi kejahatan. Jadi, aku ngomong apa yang aku lihat tadi.”
Lili : ”Fauzia.... aku sama sekali gak tau kalau tadi kamu melihat apa yang aku lakukan. Tra, memang aku yang mengambil uang kamu. Fauzia benar. Tapi aku terpaksa Tra !!! Aku bukan bermaksud Jahat.”
Tra : “Jadi... kamu Li yang ambil uang aku ! Ya ampun Li.... Aku gak nyangka banget !!! Kamu terpaksa kenapa ???”
Lili : “Aku terpaksa karna aku belum bayar uang SPP 3 bulan. Orang tua ku gak punya uang kan kamu tahu sendiri ayahku sedang sakit.”
Tra : “Tapi kamu gak harus seperti ini Li....”
Lala : “Iya Li kenapa kamu gak jujur ada sama kita. Kalau kamu jujur kita pasti akan bantu kamu.
Tri : “Bener banget !!! Jadi kamu dari tadi pagi sudah berbohong kamu bilang kamu lagi males aja ternyata kamu ada masalah ?”
Lili : “Tra, Lala, Lili aku menyesal udah gak jujur sama kalian. Aku seperti ini karna aku gak mau menyusahkan kalian terus. Aku minta maaf sama kalian. Terutama Tra.”
Tra : “Aku maafin kamu Li. Karena aku tahu kamu dalam keadaan terdesak melakukan semua ini.”
Lili : “Kamu memang sahabat aku yang paling baik Tra, aku sangat menyesal sekali.”
Lala : “Bagaimanapun seseorang sahabat dia tetap menjadi seorang sahabat !
Tri : “Kamu salah La... diralat ya ? Bagaimanapun kesalahan seorang sahabat kita harus memaafkannya karena manusia pasti membuat kesalahan dan tidak selalu benar. Jadi kita harus tetqap jadi sahabat sejati.”
Lili : “Makasih ya sahabat-sahabat ku kalian memang sahabat yang paling baik dan yang paling aku sayang . Makasih kalian sudah mau maafin aku dan masih mau jadi sahabat aku .
Tra, Lala, Tri : “IYA DONK HARUS !!!”
Tra : “ya udah Li Uangku untuk kamu saja karena aku tahu kamu sangat m embutuhkannnya daripada aku.”
Lili : “Benar Tra ? Makasih sekali lagi aki ucapkan untuk kamu sampai kapan pun juga aku gak akan melupakan kebaikan kamu.”
Tra : “Iya.... Li. Kamu makasih juga donk sama fauzia karena dia sudah buat kejujuran untuk kamu.”
Lili : “Fauzia, terima kasih ya... ? Atas kejujuran kamu !”
Fauzia : “Iya Li sama-sama.”
Tra : “Ya sudah kalau seperti ini kan jadinya enak. Tralalatrilili tidak hancur. Tra...”
Lala : “lala.....”
Tri : “Tri.....”
Lili : “lili.....”
Tralalatrilili : “YEEEEEEEEE.......”

































Rojali Sang Pendekar
Pada suatu desa yang bernama cijontor hidup sekumpulan warga yang tentram, suatu hari ketentraman mereka terusik oleh kedatangan para company dari belanda. Di sebuah persilatan, kong syukur sedang mengajarkan muridnya.
Kong Syukur : “Satu.... Hap” (Rojali sambil memukul terus menerus)
Kong Syukur : “Dua.... Hap” (Rojali sambil menendang memutar)
Kong Syukur : “Tiga... Hap” (Rojali sambil Memukul dan menendang secara bersamaan)
Kong Syukur : (Sambil mengusap kepala Rojali) “Bagus-bagus kamu memang murid yang pintar”
Rojali : “Eh kong, aye capi nih, kite ngupi-ngupi dulu
Di saat yang sama, di tempat yang berbeda, Entong dan Juki sedang asik main kelereng.
Entong : (Menyentil Kelereng)
Juki : (Menyentil Kelereng)
Entong : (Menyentil Kelereng)
Juki : (Menyentil Kelereng tapi kena kelereng lainnya)
Entong : (Menyentil Kelereng tapi kena kelereng lainnya)
Juki : (Menyentil Kelereng)
Entong : (Sambil menyentil kelereng) “Eh lu tau gak, ada tetangge kite yang pindah dari desa cianjur, tapi siape ya nama keluarganye ?”
Juki : (Sambil menyentil kelereng)“Tuh Saikon, bapaknye Untung”
Entong : (Menyentil Kelereng tapi kena kelereng lainnya)
Juki : (Menyentil Kelereng)
Entong : (Sambil menyentil kelereng) “Akhir-akhirnya ini kite merase nggak enak ama para company”
Juki : (Sambil menyentil kelereng) “Tau, desa kita jadi merase nggak enak, kenape negara kite hidupne sekaret”
Entong : (Sambil menyentil kelereng) “ Kalau gua jadi pemipin militer, gua udah pasti gibas para company”
Juki : (Menyentil Kelereng tapi kena kelereng lainnya)
Entong : (Menyentil Kelereng tapi kena kelereng lainnya)
Juki : (Menyentil Kelereng tapi kena semua kelereng) “Uh..... kena semua, kalah loe hahahaha !”
Entong : “Curang loe !”
Juki : “Gua gak curang kok”
Entong : “Kesel aja orang !”
Juki : “Ada dodol, ada jengkol; Loe ngocol, Gue tampol”
Entong : “Pohon Jengkol, pohon manggis; Loe nampol, gue tangkis”
Tiba-tiba datang seorang anak company dari belanda, dan mengganggu Juki dan Entong
Hill De Bran : “Hey, u main apa u ?”
Juki : “U orang dari mane ?”
Hill De Bran : “I’m from Holland”
Entong : “Itu bukannya merek kolor gue !”
Hill De Bran : “U suka nora u !!!” (Sambil menendang semua kelereng)
Juki : “Eh tu gundu gua, jangan nendang mainan gua !” (Sambil merapihkan kelerengnya dan menyimpannya di kantong)
Juki : “Eh tong... enaknya kite gibas aje !!!”
Entong : “Sip dah !! Tu... Wa.... Ga.... !!!!”
Lalu Perkelahian itu tidak terlelakan lagi, Hill De Bran menangis dan pulang ke rumahnya, diapun mengadu kepada ayahnya.
Hill De Bran : (Menangis) “Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa...... !!!”
Van Peter : “Wahai anakku, kasihan sekali kau sudah di tinggal ibumu kau masih saja di siksa. Memang kurang ajar anak kampung itu. Van Der Sarap, Van Hitler !!!. Kemari Kau !!”
Van Der Sarap & Van Hitler : Yes Sir !”
Van Peter : “Carilah anak kampung yang sudah memukuli anak I’m !!”
Van Der Sarap & Van Hitler : Siap Sir !”
Lalu Company tersebut pergi ke rumah Juki
Van Hitler : “Apa ini Rumah nya ?!”
Hill De Bran : “Ya, ini rumahnya !”
Kemudian Company menuju ke rumah Juki, tapi Juki sedang tidak ada dirumah, yang ada adalah Ismail, ayahnya Juki yang sedang tidur di meja di teras halaman rumah.
Van Der Sarap : “Hey kau, BANGUN !!!” (Sambil Memukul Meja)
Ismail : (Kaget bergaya ala karate) “Eicht Eicht Eicht, apa-apaa ini, loe siapa ?”
Van Der Sarap : “Apa u punya anak yang bernama JUKI, yang telah memukuli anak dari komandan I’m ?!!”
Ismail : “Apa ini ? Gua gak tau apa – apa !”
Van Der Sarap : Van Hitler, tangkap om-om ini !!”
Ismail : (Tertangkap Van Hitler) “Hey, gua mo diapain nih ?!”
Tiba-tiba dari semak – semak ada Juki dan Entong sedang melempar batu ke para Company tersebut.
Entong : (Sambil melempari batu ke Company) “Woi sini loe, Company. Loe nyadar
gak kalau kumis loe udah kaya pager kabupaten”
Van Der Sarap : (Marah) “Hey u kurang ajar sama kami.... ORANG !!! . Van Hitler kau kejar anak itu !”
Van Hitler : “SIAP, I akan kejar anak itu.”
Juki & Entong : (Lari terbirit – birit) “KABOER !!!!!!!”
Entong : (Lari tapi tertangkap Van Hitler) “Kesel aja orang, gue ketangkep”
Van Hitler : “Dasar u orang, memang anak kurang ajar” (Memukuli Entong)
Entong : “Ampoen, sakit o – on !!”
Pak Kades datang untuk melerai cekcok diantara mereka.
Pak Kades : “Woi Company, loe jangan bikin rusuh di kampoengan gue !”
Van Der Sarap : “Ni bukan urusan YOU !”
Van Peter : “Udah tangkapa saja orang”
Pak Kades : (Tertangkap Van Der Sarap) “Apean nih ? Gue mau di baw kemane ?”
Sementara itu Pak Kades, Ismail, dan Entong ditahan oleh Para Company, Juki langsung lari ke tempat persilatan untuk menemui Rojali.
Juki : “Assalamualaikum”
Kong Syukur : “ Walaikumsalam”
Juki : “Kong ade n’cang gak ?”
Kong Syukur : “Ade no lagi ngaso !”
Kong Syukur : “Rojali.... Rojali.... !!!”
Rojali : “Ya kong !!”
Kong Syukur : “Ade Juki Nih !!”
Rojali : (Menghampiri Juki) “Ade ape juk ?”
Juki : “Anu cang babe aye, Pak Kades ame si Entong di tangkep ame kumpeni.”
Rojali : “Ude.. ayo kite kesono” (Bergegas berangkat)
Kong Syukur : “Dulu... dulu... dulu...”
Rojali : “ade ape kong ?”
Kong Syukur : (Memberikan Jimat ke Rojali) “Neh Sebelumlu pergi, gue punya jimat sejarah, nih buat loe ! Mudah-mudahan manjur dan selamet ngelaawan para kumpeni.”
Rojali : “Makasih kong, jali pamit.”
Lalu Rojali & Juki bergegas berangkat. Kemudian mencari markas para Company
Rojali : “Dimane Tempatnye Juk ?”
Juki : (Sambil menunjukkan tempat marakasnya) “Tuh disono cang !”
Rojali & Juki masuk ke markas Company. Mereka menuju ruang tahanan dan bertemu dengan Van Hitler.
Van Hitler : “U mau apa datang ke sini ?”
Rojali : “Aye mau nyelamatin warga aye”
Van Hitler : “U langkahi dulu mayat I”
Perkelahian pun terjadi. Beberapa saat kemudian, Van Hitler mulai kelihatan lemas.
Rojali : “Sekarang...... mendingan loe nyerah aja dah !”
Van Hitler : “U gak usah banyak omong u !”
Perkelahian pun terjadi lagi. Akhirnya Van Hitler tersungkur, kemudian lari dan melapporkan kepada Van Der Sarap. Rojali segera membebaskan Ismail, Pak Kades, dan Entong. Beberapa saat kemudian, mereka dikejutkan oleh suara pistol yang ditembaki oleh Van Der Sarap.
Van Der Sarap : (Menembak dengan pistol sembarang arah) “Hai !”
Rojali : (Membebaskan Entong dan Ismail) “cepat... ayo.. lari...”
Mereka pun lari keluar markas tetapi mereka melupakan Pak Kades. Mereka tidak tahu bahwa Pak Kades belum di bebaskan.
Pak Kades : “Woi.......... Tunggu...... Jangan Tinggalin Gue !!!”
Van Der Sarap : “HA...HA...HA !!!! U orang mau kemana ?
Pak Kades : “Ampun jangan bunuh aye ! Aye tau kelemahan si rojali. Asala aye bebas.”
Van Der Sarap : “Oh... boleh juga”
Kemudian Pak Kades membisiki Van Der Sarap tentang kelemahan rojali.. Setelah tahu kelemahan Rojali. Van Der Sarap membebaskan Pak Kades dan info kelemahan Rojali di laporkan kepada Van Peter
Van Der Sarap : “Mister ! I punya kabar gembira untuk mister !”
Van Peter : “Apa itu ?”
Van Der Sarap : “I tahu kelemahan si Rojali, pendekar dari Desa Cijontor itu.”
Van Peter : “Oh, opo-opo ?”
Van Der Sarap : “Kata Pak Kades, ada pada sarung yang di pakainya, tanpa sarung itu ia tidak akan memiliki kekuatan.”
Van Peter : You memang hebat you !! Come’on kita ke sana untuk menghajar si Rojali !
Mereka pergi untuk menemui Rojali. Beberapa saat kemudian saat mereka sedang mencari Rojali, mereka menemukan Rojali dengan Kong syukur di sampingnya.
Rojali : “Eh pare kumpeni, mendingan kite selesein masalah kite.”
Mereka kembali berkelahi lagi, Rojali melawan Van Hitler. Tiba-tiba saat berkelahi, Van Der Sarap berdiam-diam menyergap Rojali dari belakang dan mengambil sarung itu. Rojali kembali lemah, namun Kong Syukur tidak tinggal diam, dia melempar jimat baru kepada Rojali.
Kong Syukur : (melempar Jimat baru ke Rojali) “ROJALI !!, ini jimat baru untuk loe. Mudah-mudahan loe bisa nyelametin kampoeng kite !!”
Rojali : “Makasih kong !!”
Van Der Sarap : “Hey you, balik sadar lagi you“
Rojali : “Dasar o-on ! Coba tembak gue”
Van Der Sarap : “Baik !! I akan menembak you !”
Adegan Matrik pun terjadi.
Van Der Sarap : (Membak menggunakan Pistol)
Rojali : (Menghindar kepala ke arah samping Kiri)
Van Der Sarap : (Menembak 2 kali)
Rojali : (Menghindar Kepala ke kiri dan ke kanan)
Van Der Sarap : (Menembak ke bawah)
Rojali : (Menghindar dengan melompat)
Van Der Sarap : (Menembak lurus)
Rojali : (Menghindar tapi merasakan tembakan itu kena di tubuhnya) “Ouch.... ah... Cuma bici kacang nyangkut di gigi gue !”
Tiba-tiba dari belakang Rojali, muncul warga desa yang ingin membantu Rojali.
Entong : “Eh Kumpeni !! dengarkan aye !!”
Entong : “Buah Kecipir ngejeledak, Puun Rambutan adanya di kantor; Tidak mundur barang setapak, Menjaga Keutuhan Desa Cijontor.”
Juki : “Ayo kite serang kumpeni !!!”
Ismail : “Dulu... Dulu... Dulu.... !!! Ini urusan babe dan warge dewasa, loe dan anak – anak lain urusin aje si anak kumpeni !”
Pak Kades : “Ya udeh, ayo SERANG !!!!”
Kemudian perang di lakukan. Bebarapa menit kemudian, Para Company kalah.
Van Peter : (Berlutut kepada Rojali) “Ampun.... Rojali ! I telah mengusik kampoeng you”
Rojali : “Baik, aye maafin ! Asal loe pergi jauh – jauh dari kampoen gue”
Van Peter : “Baik Rojali” (Pergi dengan anaknya dan anak buahnya)
Entong : “Hore..... HIDUP ROJALI !!!”
Warga Desa : “HIDUP ROJALI !!!”
Akhirnya Desa Cijontor kembali aman setelah kejadian itu selesai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar