Surat itu berjudul Surat Terbuka Kyai Naimun dengan judul "Untuk Semua Warga Kampung Yang Fikirannya Tidak Kampungan".
Di kalangan warga Desa Jejalen Jaya Kecamatan Tambun Utara, Bekasi
Timur, beredar sebuah surat pernyataan penolakan pendirian Gereja Huria
Kristen Batak Protestan (HKBP) Filadelfia di desa mereka dari seorang
Kyai asli yang telah tinggal di Desa Jejalen sejak lama.
Surat itu berjudul Surat Terbuka Kyai Naimun dengan judul "Untuk Semua Warga Kampung Yang Fikirannya Tidak Kampungan".
Dalam surat itu tertera bahwa surat tersebut adalah surat yang
dikhususkan untuk mewakili sekelompok orang yang menolak adanya upaya
mendirikan gereja dengan cara-cara penuh tipu.
Inilah beberapa kutipan isi surat tersebut:
"Di usiaku yang mulai mendekati senja, ingin rasanya aku tetirah tenang,
mendekatkan diri keharibaan Illahi Robby, duduk tafakur sembari
berdzikir di rumah-Nya yang teduh dan sejuk. Berdo'a, memohon agar
kiranya jalan menuju keabadian itu lurus dan terang adanya. Namun
ketenangan itu tiba-tiba terusik, karena di depan mataku akan dibangun
pintu kemurtadan bagi anak cucuku. Yah, pintu pemurtadan itu tak lain
adalah akan dibangunnya Gereja HKBP Philadelfia di sudut kampung dekat
Perumahan Bekasi Elok 1. Seketika tubuhku gemetar membayangkan anak
cucuku melambaikan tangan perpisahan menuju jalan kegelapan."
Dalam surat tersebut juga dijabarkan bahwa Kyai Naimun tersebut pernah
melayangkan surat kepada Kepala Desa atas nama Forum Majlis Ta'lim Desa
Jejalen Jaya No. 01/FMT-JLJ/2005, yang berisikan pernyataan/ultimatum
penolakan atas rencana didirikannya gereja di Kampung Jalen Desa Jejalen
Jaya, dengan dilampiri lembar tandatangan jamaah Sebanyak 312 warga
Desa Jejalen Jaya pada 26 Desember 2005 silam.
"Dengan surat itu kuharap Kepala Desa mengindahkannya dan tidak
memberikan izin kepada Panitia Pembangunan Gereja tersebut," katanya.
Namun ternyata surat tersebut tidak berpengaruh karena ternyata Panitia
Pembangunan Gereja semakin leluasa mendapatkan segala sesuatu yang
dibutuhkannya. Meski demikian, dirinya tidak henti hingga di sana, dalam
surat tersebut tertulis usaha sang kyai untuk mengumpulkan warga di
sekitar desa untuk menyatukan pemahaman.
"Satu pemahaman yang sama dari kami, yakni: “Takut bila suatu saat
menyaksikan anak cucu melambaikan tangan perpisahan menuju jalan
kegelapan”," tandas Kyai itu.
Aksi Kyai Naimun ini pun yang menjadi salah satu pemicu mengapa hingga
kini masih banyak ribuan warga yang berserikat dan berkumpul menentang
pendirian Gereja HKBP Filadelfia ini.
Penulis: Ronna Nirmala/ Wisnu Cipto
http://www.beritasatu.com/nasional/4...iladelfia.html
Udah bau tanah masih cari masalah...
tipikal grup jidat kotor dan celana ngatung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar