Jakarta, Ilmuwan dari Massachusetts Institute of
Technology (MIT) membuat perangkat suntik untuk menyuntikkan obat tanpa
menggunakan jarum. Caranya adalah dengan membuat cairan menembus kulit
dalam kecepatan suara. Alat ini akan membuat vaksinasi di klinik dokter
jadi tidak menyakitkan dan lebih cepat.
Alat ini dapat diprogram
untuk memberikan obat dalam berbagai dosis dan kedalaman. Teknologi ini
dapat membantu mengurangi risiko cedera akibat jarum suntik.
Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di Amerika Serikat atau CDC
memperkirakan bahwa ada 385.000 petugas kesehatan di rumah sakit yang
tanpa sengaja tertusuk jarum suntik setiap tahun.
Alat suntik
tanpa jarum ini juga dapat membantu agar pasien lebih patuh terhadap
pengobatan karena kebanyakan pasien berusaha menghindari jarum suntik.
"Jika
takut dengan jarum suntik dan harus sering menyuntik diri sendiri,
pasien seringkali tidak patuh menjalani pengobatan. Menurut kami,
teknologi ini akan sangat bermanfaat bagi orang yang fobia terhadap
jarum," kata Catherine Hogan, ilmuwan di Departemen Teknik Mesin MIT
seperti dilansir Phys.org, Jumat (25/5/2012).
Beberapa
puluh tahun terakhir, para ilmuwan telah mengembangkan berbagai
alternatif untuk mengurangi pemakaian jarum suntik. Contohnya adalah
koyo nikotin nikotin yang secara perlahan melepaskan obat lewat kulit.
Tetapi koyo ini hanya dapat melepaskan molekul obat dalam jumlah kecil
dan terbatas.
Seiring banyaknya pembuatan obat berbahan dasar
protein, para peneliti berusaha mengembangkan teknologi baru yang mampu
mengantarkan obat seperti tanpa jarum, salah satunya adalah jet
injector.
Alat ini dapat memasukkan obat berkecepatan tinggi
untuk menembus kulit. Namun alat ini hanya dapat menyemburkan obat dalam
dosis dan kedalaman yang sama.
Maka, tim dari MIT yang dipimpin
oleh Ian Hunter berhasil merekayasa sistem jet injector agar dapat
memberikan dosis dan kedalaman suntikan yang dapat dikontrol.
Alat
ini dibuat dengan mekanisme yang disebut aktuator Lorentz force, yaitu
sebuah magnet kecil yang dikelilingi oleh kumparan kawat yang melekat
pada piston di dalam ampul obat.
Ketika alat ini digunakan,
kumparan berinteraksi dengan medan magnet untuk menghasilkan kekuatan
yang mendorong piston ke depan, mendorong obat dengan tekanan dan
kecepatan yang sangat tinggi, hampir sama dengan kecepatan suara lewat
saluran selebar belalai nyamuk.
Kecepatan kumparan dan kecepatan
pemberian obat ini dapat dikontrol. Dalam sebuah pengujian, beberapa
jenis kulit mungkin memerlukan tekanan yang berbeda untuk memberikan
volume obat yang memadai dan kedalaman suntikan yang diinginkan.
"Jika
ingin menembus kulit bayi untuk memberikan vaksin, saya tidak perlu
memberikan tekanan sebanyak yang diperlukan untuk kulit saya. Kami dapat
menyesuaikan tekanan untuk memberikan vaksin pada bayi dan itulah
kelebihan dari perangkat ini," kata Hogan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar