Pada musim ini beberapa liga dan kompetisi di Eropa
diributkan oleh beberapa keputusan kontroversi wasit mengenai sah atau
tidaknya bola yang telah melewati garis gawang. Beberapa pihak yang
dirugikan mendesak FIFA agar bisa menerapkan teknologi garis gawang yang
disebut teknologi Hawk-Eye ini.
Kasus ini seakan menjadi drama yang memiliki episode tak berujung.
Seperti pada laga Serie A yang menggelar partai akbar terjadi antara AC
Milan melawan Juventus, kedua tim yang menjadi pemeran utama perebutan scudetto.
Ada insiden saat wasit yang memimpin pertandingan tersebut, Paolo
Tagliavento tidak mengesahkan gol Sulley Muntari padahal bola terlihat
telah melewati garis gawang. Bukti itu makin kuat ketika ada gambar yang
menceritakan bahwa kiper Juventus Gianluigi Buffon menangkap bola di
dalam gawang.
Efeknya, allenatore Milan Massimilano Allegri sampai saat ini
menganggap insiden yang dianggap sebagai ‘Gol Siluman’ tersebut bisa
mempengaruhi persaingan scudetto di akhir musim ini. Dia juga menjadikan insiden itu sebagai senjata apabila Scudetto tak jatuh ke tangan Rossoneri musim ini.
Beralih ke negeri Ratu Elizabeth yaitu Inggris. Negara yang memiliki
kompetisi sepakbola tertua dan terbanyak evennya ini juga mengalami
nasib serupa. Beberapa laga krusial diwarnai keputusan kontroversi.
Beberapa insiden juga terjadi pada laga Primier League antara Queens
Park Rangers dan Bolton Wanderers serta semifinal Piala FA Chelsea
versus Tottenham Hotspur. Selain itu yang teranyar adalah laga dini hari
tadi di final FA Cup antara Chelsea vs Liverpool.
Di mana insiden yang terjadi di menit ke-82 kala Andy Carroll menyundul
bola memanfaatkan umpan dari Luis Suarez. Bola dianggap telah melewati
garis gawang, namun wasit Philip Dowd tidak mengesahkan itu menjadi
sebuah gol. Gol yang bisa membuat penyeimbang kedudukan bagi The Reds yang sedang tertinggal 1-2.
Kejadian-kejadian tersebut hanya segelintir dari kisah yang bisa saja
merugikan tim. Masih banyak kejadian yang memiliki nasib serupa, bahkan
itu harus terjadi ketika laga Inggris bertemu Jreman di ajang terakbar
seperti Piala Dunia.
Untuk itu beberapa pihak yang dirugikan mendesak agar FIFA bisa
menyelesaikan masalah ini. Bahkan desakan datang dari FA (PSSI-nya
Inggris). FA pun bergegas untuk bisa menyelesaikan masalah akut ini.
Kabarnya Inggris akan menjadi tempat pertama ujicoba penerapan teknologi
garis gawang dalam sepakbola.
Partai yang akan menjadi sarana eksperimen adalah laga non-liga, yaitu
final Piala Hampshire Senior di stadion St Mary's, Southammpton.
Teknologi Hawk-Eye sekaligus menjadi ajang ujicoba bagi FIFA.
Hawk-Eye bersama GoalRef merupakan dua perusahaan yang aplikasi
teknologinya disetujui oleh International Football Association Board
(IFAB), Maret lalu. Setelah itu baru akan diuji keakuratan dan
kepantasan oleh laboratorium federal iptek Swiss (EMPA) antara 10 Mei
hingga awal Juni.
Laga pemanasan Euro 2012 antara Denmark dan Australia, 2 Juni mendatang,
juga akan menjadi laga eskperiman penggunaan teknologi garis gawang.
Hasil dari ujicoba serta keputusan penggunaan teknologi garis gawang
baru akan ditentukan IFAB dalam pertemuan di Kiev, 2 Juli mendatang.
Namun yang akan menjadi pertanyaan apakah solusi ini menjadi penutup
masalah pada musim mendatang. Apakah FIFA akan mewajibkan semua liga
untuk bisa menerapkan teknologi tersebut. Pada musim depan pertanyaan
itu akan segera terjawab.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar