Selamat datang di New World, Terima Kasih telah berkunjung jangan lupa tinggalkan komentar | Selamat datang di www.20jones.blogspot.com | Apabila ada artikel yang tidak layak harap komen di blog ini atau bisa Mention lewat Twitter saya | Terima Kasih telah berkunjung

Jumat, 10 Mei 2013

Wayang Golek “MENAK” Kebumen



Bicara tentang wayang kita pasti langsung mengingat tanah Jawa, Indonesia. Dari berbagai daerah di Jawa, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah juga memiliki salah satu jenis wayang aitu Wayang Golek. Wayang Golek Menak Kebumen adalah salah satu jenis wayang golek yang sumber ceritanya bersumber pada Hikayat Hamzah, Regester Menak baik yang berbentuk sekar maupun gancaran yang terdiri dari 24 episode. Cerita-cerita tersebut berkembang turun-temurun secara tradisi lisan. Cerita menak yang terdapat di Kebumen juga berkembang karena kreativitas dalang yang melakukan inovasi cerita dengan menambah lakon-lakon carangan sesuai dengan kemampuan dalang masing-masing, dengan demikian dimungkinkan ada perbedaan lakon dari dalang yang satu dengan dalang yang lain.Wayang golek Menak Kebumen berbentuk tiga demensi. Bahan utama pembuatan kepala, badan, dan tangan dari kayu jaranan, weru, atau sengon laut. Busana bagian atas menggunakan kain beludru yang dihias manik-manik payet, dan benang emas, sedangkan busana bawah biasanya menggunakan kain bermotif batik. 
Sampur menggunakan kain jenis sifon, bisa juga menggunakan kain santung. Gapit atau tangkai wayang sebagai pegangan, sekaligus poros penggerak kepala tersebut dari bambu, kayu pinang, dan sejenisnya. Demikian juga tuding yang digunakan sebagai alat untuk menggerakkan tangan. Pewarnaan wayang menggunakan bahan baku dari cat tembok yang dicampur dengan lem kayu dan inti warna (pigmen).
Iringan wayang golek Kebumen menggunakan perangkat gamelan ageng slendro dan pelog yang terbagi menjadi 3 (tiga) pathet yaitu pathet nem, sanga, dan manyura. Gendhing-gendhing, dan sulukan wayang golek Kebumen mempunyai ciri garap khusus yang tidak sama dengan iringan wayang kulit terutama pada bentuk srepeg yang masing-masing berperan sesuai dengan kebutuhannya. 
Sebagai contoh untuk mengiringi adegan perang tiap-tiap pathet mempunyai iringan masing-masing, demikian juga untuk mengiringi adegan perang putri. Gendhing yang digunakan untuk mengiringi adegan sama dengan iringan wayang kulit.
Pertunjukan wayang Golek Kebumen dipergelarkan sesuai dengan kebutuhan penanggap, dapat dilaksanakan satu hari satu malam, satu malam saja, dan 2 (dua) sampai 4 (empat) jam. Tetapi yang masih berlaku sampai saat ini dilaksanakan satu hari satu malam yaitu siang pukul 11.00 - 17. 00, dilanjutkan pada malam harinya pk 20.00 - 05.00
Wayang golek Kebumen dipertunjukkan untuk upacara perhelatan seperti khitanan, pernikahan, kelahiran dan sebagainya, juga dipertunjukkan dalam rangka upacara tradisi desa bersih dusun, dan acara-acara pemerintah.
Tak banyak orang Kebumen yang mempunyai kemampuan membuat wayang golek. Dari yang sedikit itu, terdapat nama Rusiyanto (61).
Warga RT 03 RW 03 Desa Tlogodepok, Kecamatan Mirit, telah menekuni pembuatan wayang dari bahan kayu tersebut sejak tahun 1976. Hebatnya, wayang hasil karya asli Kebumen tersebut telah merambah luar negeri.
Selain sudah banyak yang dikirim ke negara Jepang, wayang hasil karya Rusiyanto kini tengah dilirik warga Suriname di negara Belanda.




1 komentar: